Monday, July 25, 2022

EVIDENCE BASED KMB 1 SISTEM PERSYARAFAN. Ns. ISNANIAR, S.Kep,M.Kep

 EVIDENCE BASED KMB 1 SISTEM PERSYARAFAN. Ns. ISNANIAR, S.Kep,M.Kep



1. The Effectiveness of Lavender Aromatherapy on Blood Pressure among Elderly with Essential Hypertension

Dwi Yunita Rahmadhani*

The Journal of Palembang Nursing Studies https://jpns-journal.com/index.php/jpns

Background: Hypertension is a condition in which the systolic blood pressure is more than 120 mmHg, and the diastolic pressure is more than 80 mmHg. Lavender aromatherapy is a way to cure sickness which uses essential oil. Purpose: The purpose of this study is to analyse the effect of lavender aromatherapy on the changes in blood pressure in the Elderly with essential hypertension Methods: This study used a pra-experiment pretest and posttest design where the measurement of blood pressure is done twice before the lavender aromatherapy is given (pretest) and after the lavender aromatherapy is given (posttest). The population of this study is the patients with essential hypertension in the work area of one of the Public Health Centers in Jambi, Indonesia in 2018 which is 627 patients. Meanwhile, the sample used in this study is Purposive Sampling. The method used in this study is univariate and bivariate data analysis using T-Test. Results: Statistical test result shows that there was a significant effect of giving lavender aromatherapy on changes in blood pressure of patients with essential hypertension with p < 0.05; systole (p = 0.001) and diastole (p < 0.001). Conclusions: The use of alternative lavender aromatherapy as a therapy used to lower blood pressure in patients with essential hypertension. It is suggested to researchers who are interested to examine this topic of the effect of lavender aromatherapy on blood pressure in patients with essential hypertension to do further research in the same scope with a different variable.

2. MINI-MENTAL STATE EXAMINATION UNTUK MENGKAJI FUNGSI KOGNITIF LANSIA

Dafinta Widia Komala1 , Dwi Novitasari2* , Rosi Kurnia Sugiharti3 , Sidik Awaludin4

Jurnal Keperawatan Malang Volume 6, No. 2, Desember 2021 Available Online at https://jurnal.stikespantiwaluya.ac.id/

Latar belakang: Seiring bertambahnya usia akan menyebabkan penurunan fungsi sistem tubuh, salah satunya penurunan fungsi kognitif. Terganggunya fungsi kognitif pada lansia dapat berupa gangguan berbahasa, kehilangan memori jangka pendek maupun panjang, juga disorientasi waktu dan tempat. Berdasarkan hasil pra survei yang dilakukan di Rojin Home Itoman Teinsagu No Ie Jepang didapatkan bahwa jumlah lansia sebanyak 35 lansia dan sebanyak 18 lansia menderita demensia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran fungsi kognitif berdasarkan karakteristik rentang usia dan jenis kelamin lansia di Rojin Home Itoman Teinsagu No Ie Jepang menggunakan instrument Mini Mental State Examination. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Terdapat 33 lansia sebagai responden. Analisa data menggunakan uji deskriptif statistik. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan fungsi kognitif pada lansia di Rojin Home Itoman Teinsagu No Ie Jepang rentang usia 75-90 tahun sebagian besar mengalami penurunan fungsi kognitif sedang yaitu sebanyak 15 (45,5%) lansia. Responden berjenis kelamin perempuan memiliki fungsi kognitif sedang sebanyak 12 (36,4%) lansia. Proses menua akan menyebabkan perubahan komposisi di system persyarafan khususnya di otak, dimana terjadi degenerasi neuron dan oligodendrosit yang pada akhirnya menyebabkan penurunan kognitif pada lansia. Kesimpulan: Penurunan fungsi kognitif lansia menyebabkan lansia tergantung pada orang lain. Caregivertermasuk perawat perlu mengkaji penurunan kognitif lansia menggunakan MMSE agar lansia segera mendapat penanganan yang tepat dan membantu pemenuhan kebutuhannya.

3. HUBUNGAN PELAKSANAAN RANGE OF MOTION DENGAN RISIKO DEKUBITUS PADA PASIEN STROKE

Insana Maria

Jurnal Keperawatan Suaka Insan | Volume 5 Edisi I, Juni 2020

Latar Belakang : Stroke merupakan pembunuh nomor 3 setelah penyakit jantung dan kanker, stroke biasanya ditandai dengan kelumpuhan anggota gerak pada salah satu sisi anggota tubuh, penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada penderita stroke salah satunya yaitu Range Of Motion. Terapi Range Of Motion merupakan salah satu terapi yang membantu memulihkan keadaan penderita stroke yang mengalami kelumpuhan, serta dilakukannya Range Of Motion agar tidak terjadinya risiko dekubitus. Penelitian bertujuan untuk mengetahui Hubungan Pelaksanaan Range Of Motion dengan Risiko Dekubitus Pada Pasien Stroke. Metode : Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan desain penelitian korelasi, penelitian dilaksanakan di Ruang Saraf Rumah Sakit Ratu Zalecha Martapura jumlah populasi pasien stroke sebanyak 168 orang dan sampel sebanyak 118 orang dengan teknik sampling Consecutive Sampling, Instrumen berupa kuesioner dan teknik analisis data menggunakan uji Spearman’s. Hasil : Hasil dari penelitian ini dengan menggunakan uji Spearman’s diperoleh nilai p = 0,000 yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima, yang artinya ada hubungan antara pelaksanaan range of motion dengan risiko dekubitus pada pasien stroke di ruang saraf RSUD Ratu Zalecha Martapura. Kesimpulan: ada hubungan (significant) antara pelaksanaan range of motion dengan risiko dekubitus pada pasien stroke di ruang saraf RSUD Ratu Zalecha Martapura 2018 dan diharapkan penelitian ini mengoptimalkan latihan rentang gerak pada pasien stroke, karena dengan melaksanakan Range Of Motion dengan baik maka pasien dapat bergerak secara aktif maupun pasif agar terhindar dari risiko dekubitus.

4. Hubungan Activity Of Daily Living (ADL) Dengan Tingkat Depresi Pada Lansia

Rita Damayanti 1, Erna Irawan 2, Mery Tania 3, Rita Rahmawati 4, Umi Khasanah 5

Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 8 No. 2 September 2020

Laju perkembangan penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini sedang menuju proses penuaan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah serta proporsi penduduk lansia. Proses penuaan yang dialami lansia tidak hanya berpengaruh terhadap segi kehidupan tetapi juga akan diikuti dengan kemunduran fisik dan juga mental. Kemunduran tersebut dapat berdampak pada terjadinya depresi pada lanjut usia. Depresi merupakan masalah mental yang paling banyak ditemui pada lansia dengan prevalensi depresi pada lansia didunia sekitar 8 - 15%. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan activity of daily living (ADL) dengan tingkat depresi pada lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Kabupaten Bandung. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif non-eksperimental dan termasuk dalam penelitian korelasional dengan rancangan Cross Sectional. Teknik sampel yang digunakan adalah teknik Non Probability sampling dengan pendekatan purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah semua lansia yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang berjumlah 60 lansia. Pengumpulan data dengan kuesioner barthel index untuk mengukur kemampuan ADL lansia yang masih dapat dilakukan dan geriatric depression scale (GDS) untuk mengukur tingkat depresi pada lansia. Analisis data secara univariat dan bivariat menggunakan uji Rank Spearman. Analisis bivariat menggambarkan bahwa tingkat activity of daily living lansia mandiri (56,7%), tingkat depresi lansia yang tidak mengalami depresi (43,3%). Uji statistik menunjukkan ada hubungan activity of daily living dengan tingkat depresi pada lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Kabupaten Bandung dengan nilai p-value (0,000) <0,05 Ha diterima searah dengan tingkat korelasi cukup sedang (0,442). Ada hubungan activity of daily living dengan tingkat depresi di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Kabupaten Bandung, diharapkan pihak panti dapat mempertahankan activity of daily living (ADL) agar tingkat depresi pada lansia tidak meningkat.

5. PENGARUH PEMBERIAN SENAM KEGEL UNTUK MENURUNKAN DERAJAT INKONTINENSIA URIN PADA LANSIA Nova Relida Samosir, SST.FT., M.Fis 1) Yulia Tetra Ilona 2)

Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 2 nomor 01, Februari 2019

Latar Belakang. Inkontinensia urin oleh international continence society (ICS) mendefinisikan sebagai suatu kondisi dimana keluarnya urin yang tidak dapat dikendalikan yang menjadi masalah sosial atau hegienis pada lansia dan dapat dibuktikan secara objektif. Tujuan. Penelitian ini ditujukan kepada pasien kondisi inkontinensia urin untuk meningkatkan otot dasar panggul. Intervensi fisioterapi yang dapat diberikan pada penderita inkontinensia urin dalam mengatasi penurunan fungsi pada otot dasar panggul dapat dilakukan dengan berbagai tindakan diantaranya dengan pemberian teknik senam kegel. Metode Penelitian. Penelitian yang dilakukan merupakan case study dengan desain penelitian pre and post test. Hasil. Hasil penelitian pada sampel I didapat perubahan perbaikan peningkatan otot dasar panggul digambarkan dengan perubahan skala RUIS pada T0 nilai skor 15 dan pada T12 didapatkan skor 10. Pada sampel II didapat perubahan perbaikan pada T0 nilai skor 13 dan pada T12 didapatkan skor 10. Kemudian pada sampel III didapat perubahan perbaikan. Pada T0 nilai skor 15 dan pada T12 didapatkan skor 9.

6. PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP KEKUATAN OTOT DAN KUALITAS TIDUR LANJUT USIA

Abdul Muhith1) , Teguh Herlambang2), Atika Fatmawati3), Dyah Siwi Hety4), I Wayan Surya Merta5)

Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8, No.2, 2020, hal 306-314 Tersedia online di https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/care ISSN 2527-8487 (online) ISSN 2089-4503 (cetak)

Perubahan aspek fisiologis pada lansia dapat menyebabkan adanya perubahan pada sistem persarafan yaitu gangguan terhadap kualitas tidur sedangkan perubahan pada sistem muskuloskeletal yaitu terjadinya penurunan kekuatan otot. Terapi Relaksasi Otot Progresif merupakan terapi yang dapat meningkatkan kualitas tidur dan kekuatan otot. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap kekuatan otot dan kualitas tidur lanjut usia.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian quasy experiment design dengan rancangan pretest and posttest nonequivalent control group. Populasi dalam penelitian ini semua lanjut usia sebanyak 40 lanjut usia. Teknik sampling yang digunakan adalah Total Sampling yang kemudian dibagi menjadi kelompok intervensi sebanyak 20 responden dan kelompokkontrol sebanyak 20 responden.Alatukur yang digunakanadalahkuesioner PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Indeks) untuk kualitas tidur dan lembar observasi MMT (Manual Muscle Testing) untuk kekuatan otot. Data dianalisis menggunakan uji Paired T-test dan uji Independent T-test. Berdasarkan uji Paired T-test didapatkan hasil p value = 0,000 (p<0,05) untuk kekuatan otot dan p value = 0,000 (p<0,05) untuk kualitas tidur yang menunjukan adanya perbedaan yang signifikan. Sedangkan pada uji Independent T-test diperoleh hasil p value = 0,000 (p<0,05)yang menunjukan ada pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap kekuatan otot dan kualitas tidur lanjut usia. Terapi ini dapat dijadikan sebagai salah satu metode alternatif bagi lanjut usia untuk meningkatkan kekuatan otot dan kualitas tidur, sehingga perawat yang bekerja di tatanan pelayanan khusus lansia mengintegrasikan terapi ini ke dalam asuhan keperawatan.


No comments:

Post a Comment

RAPAT PRODI KEPERAWATAN TAHUN 2025

  RAPAT PRODI KEPERAWATAN TAHUN 2025   SELASA 4 FEBRUARI 2025 Kepada Yth : Bapak ibu dosen dan laboran di program studi keperawatan  Di    T...