Monday, July 25, 2022

EVIDENCE BASED KMB 1 SISTEM PERSYARAFAN. Ns. ISNANIAR, S.Kep,M.Kep

 EVIDENCE BASED KMB 1 SISTEM PERSYARAFAN. Ns. ISNANIAR, S.Kep,M.Kep



1. Efektifitas Senam Terhadap Sensitivitas Kaki Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Wilayah Kerja Puskesmas Pangkajene Kabupaten Sidenreng Rappang. 

Candra Nur1, Hasrul2*, Muhammad Tahir3

Jurnal Inonasi Pengabdian Masyarakat, 01 (1), 2021, 1-7. 

https://stikesmu-sidrap.e-journal.id/JIPengMas

Senam kaki merupakan latihan yang dilakukan untuk melancarkan peredaran darah, memperkuat otot kecil dan mecegah terjadinya luka pada kaki. Senam kaki diabetes dapat digunakan sebagai latihan kaki, hal tersebut dipercaya untuk mengelola pasien yang mengalami Diabetes Mellitus, sehingga pasien Diabetes Mellitus yang telah melakukan latihan kaki merasa nyaman, mengurangi nyeri, mengurangi kerusakan saraf dan mengontrol gula darah serta meningkatkan sirkulasi darah pada kaki serta memperbaiki gejala-gejala neuropati perifer seperti kesemutan dan kebas. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan oleh mahasiswa yang didampingi oleh dosen. Senam kaki diberikan sebanyak 3x dalam seminggu yang dilakukan selama 4 minggu. Adapun cara mengevaluasi sensitivitas kaki sebelum dan sesudah intervensi dengan menggunakan lembar observasi. Metode pelaksanaan yaitu dengan cara memberikan perlakuan pada kelompok intervensi dengan teknik senam kaki. Dari hasil kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa senam kaki efektif meningkatkan sensitivitas kaki pada pasien diabetes mellitus tipe II di wilayah kerja Puskesmas Pangkajene Kabupaten Sidenreng Rappang.

2.  Gambaran kebiasan merokok dengan gejala kesemutan di jari-jari ekstremitas pada masyarakat Jabodetabek

Yesisca1, Sari Mariyati Dewi Nataprawira2,*

Tarumanagara Medical Journal Vol. 3, No. 2, 414-423, April 2021

Merokok adalah salah satu faktor resiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah. Tingginya jumlah perokok terutama di Jakarta dan sekitarnya dapat menyebabkan meningkatnya angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah di daerah tersebut. Pada rokok terdapat zat yang dapat menyebabkan terjadinya penebalan dan kekakuan dinding pembuluh darah atau yang disebut arteriosklerosis. Bila kondisi ini berlanjut dan didukung dengan proses metabolik yang tidak baik maka dapat memicu terjadinya atherosklerosis dan penyumbat pembuluh darah. Kesemutan atau kebas yang terjadi pada jari-jari tangan atau kaki, merupakan gejala awal terjadinya atherosklerosis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kebiasaan merokok (lama dan jumlah) dan adanya gejala kesemutan atau kebas pada jari tangan dan atau kaki. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif cross-sectional dan consecutive non-random sampling dalam merekrut responden. Data dari 60 responden dengan rentang usia 18-69 tahun, dikumpulkan menggunakan google form. Gejala kesemutan mayoritas didapatkan pada kelompok dengan riwayat merokok lebih dari 20 tahun dengan jumlah rokok termasuk dalam kategorik sedang. Kesimpulan penelitian ini adalah semakin banyak dan lamanya riwayat merokok dapat meningkatkan resiko terjadinya gangguan pembuluh darah yang ditandai dengan munculnya gejala kesemutan atau kebas.

3. HUBUNGAN USIA, JENIS KELAMIN DAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN KEJADIAN NEUROPATI PERIFER DIABETIK

Mildawati, Noor Diani, Abdurrahman Wahid

journal.umbjm.ac.id/index.php/caring-nursing ISSN : 2580-0078 Vol. 3 No. 2 (Okober, 2019) 

Diabetes melitus terus-menerus mengalami peningkatan jika tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan komplikasi. Komplikasi yang paling sering yaitu neuropati yang menyebabkan kesemutan, nyeri, mati rasa, atau kelemahan pada kaki dan tangan yang dipengaruhi oleh faktor usia, jenis kelamin dan lama menderita diabetes.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan usia,cjenis kelamin,cdanclama menderitacdiabetes denganckejadian neuropaticperifer diabetik.uPenelitian korelasional menggunakan pendekatan cross sectional, pengambilan sampel menggunakan teknik convinience sampling berjumlah 83 orang. Instrumen yang digunakan yaitu kuesionercMichigan NeuropathycScreening Instrumentc(MNSI). Analisis data menggunakan chi-square. Hasil penelitian terdapatchubungan antarafusia denganfkejadian neuropatiiperiferfdiabeticf(p value 0,001, α=0,05). Adaihubungan antaraijenis1kelamin1dengan1kejadian neuropati1perifer1diabetik1(p value 0,043, α=0,05) dan Ada hubungan antara lama menderita diabetes dengan kejadian neuropati perifer diabetic (p value 0,001 α=0,05). Disarankan penderita diabetes melakukan deteksi dini dalam pencegahan terjadinya komplikasi neuropati sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Carpal Tunnel Syndrome pada Pengendara Ojek

Fanny S. Farhan*, Aisyah A. Kamrasyid*

Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr.Soetomo Vol.4 No.2 Oktober2018 : 84-97

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah masalah kesehatan yang diakibatkan oleh penekanan atau terjepitnya saraf medianus yang melewati terowongan karpal pada ekstremitas atas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya keluhan tersebut pada pengendara ojek di Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Responden adalah seluruh tukang ojek yang ditemuin selama kurun waktu penelitian di Kecamatan Kramat Jati berjumlah 96 orang. Instrument penelitian berupa kuesioner dan pemeriksaan tinnel test pada araf medianus. Berdasarkan analisis chi square, terdapat hubungan bermakna antara postur pergelangan tangan dengan keluhan CTS (p<0.05), faktor usia dengan keluhan CTS (p<0.05) dan indeks massa tubuh dengan keluhan CTS (p<0.05). Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui tukang ojek yang mengalami keluhan Carpal Tunnel Syndrome sebanyak 72 responden (75%). Faktor yang dominan menyebabkan timbulnya keluhan CTS adalah postur pergelangan tangan, faktor usia dan indeks massa tubuh. 

5. ANALISIS EFEK SENAM KAKI TERHADAP SENSITIFITAS KAKI PADA PASIEN DIABETES DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALAI PADANG

Putri Dafriani1, Siti Aisyah Nur 2, Meldafia Idaman3 ,Welly Martawati4

Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volume 10 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

Neuropati atau gangguan neurologis disebabkan oleh hiperglikemia.Ini dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf perifer.Itu membuat pasien diabetes tidak bisa merasakan panas, sakit dan kesemutan.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh latihan kaki terhadap sensitivitas kaki pada pasien diabetes di Puskesmas Alai Kota Padang. Jenis penelitian ini adalah quasi-eksperimental, one postest postest group. Sampel adalah 16 pasien diabetes di Puskesmas Alai. Data diproses dengan komputerisasi dengan analisis univariat menggunakan statistik deskriptif dan analisis bivariat dengan menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test. Hasil analisis univariat menunjukkan sensitivitas kaki rata-rata sebelum latihan kaki 1,56 dan setelah itu 2,44. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada pengaruh dengan p = 0,000 (p≤0,05). Berdasarkan hasil, penelitian ini membuktikan efek latihan kaki pada pasien diabetes.Disarankan untuk memfasilitasi latihan kaki pada pasien diabetes oleh perawat di Puskesmas Alai.

6. HUBUNGAN DURASI, FREKUENSI, GERAKAN REPETITIF DAN POSTUR PERGELANGAN TANGAN DENGAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA VIOLINIS CHAMBERSTRING ORKESTRA

Fadhila Agung Farahdhiya1*, Siswi Jayanti2, Ekawati2

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 8, Nomor 5, September 2020

ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346 http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) is symptomatic compression neuropathy of the median nerve at the level of the wrist, which characterized by pain, tingling and numbess in the distribution of the median nerve (thumb, index finger, middle finger and the radial side of the ring finger). The violinist position demands rotation of the neck and shoulders, removal of both arms and maximum supination of the left arm which can caused inflammation of the muscles in the shoulders, arms and wrists at risk of Carpal Tunnel Syndrome (CTS). The purpose of this research was to analyze the association between duration, frequency, repetitive motion and wrist posture with Carpal Tunnel Syndrome on Chamberstring Orchestra Violinist. This research was a quantitative research with cross sectional study approach. This research using Phalen’s Test and Tinel’s Sign to find out incidence of Carpal Tunnel Syndrome (CTS), BCTQ Questionnaires Boston Carpal Tunnel Syndrome Questionnaire) to describe subjective symptoms, and Rapid Upper Limb Assessment (RULA) to measure wrist posture. The population and sample in this research were 15 violinist. Based on statistical tests using Fisher Exact, there was an association between repetitive motion in the right (p value = 0,009) and left (p value = 0,011) hand with Carpal Tunnel Syndrome (CTS). While normal duration (p value = 0,505), worked from home duration (p value = 1,000), normal frequency (p value = 0,229), worked from home frequency (p value = 0,081), right hand wrist posture (p value = 0,229) and left hand wrist posture (p value = 1,000) had no association with Carpal Tunnel Syndrome (CTS). The violinists should stretch the wrists before and after playing also improve the violin playing technique.

7. GAMBARAN KELUHAN (CARPAL TUNNEL SYNDROME) PADA KARYAWAN URUSAN PELAYANAN MEDIS RUMAH SAKIT ROBERT WOLTER MONGISIDI MANADO

Revanly S. Kaligis*, Paul A.T. Kawatu*, Fima L.F.G. Langi*

Jurnal KESMAS, Vol. 9, No 7, Desember 2020

Keluhan musculoskeletal merupakan salah satu penyakit akibat kerja yang paling umum diderita oleh pekerja. Salah satu jenis Musculoskeletal disorder adalah gangguan pergelangan tangan. Gangguan pergelangan tangan merupakan gangguan umum yang berhubungan dengan pekerjaan yang disebabkan gerakan berulang dan posisi yang menetap pada jangka waktu yang lama yang dapat mempengaruhi saraf, suplai darah ke tangan dan pergelangan tangan. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui gambaran gangguan pergelangan tangan secara umum berdasarkan keluhan subjektif yang dirasakan oleh karyawan Uryanmed di Rumah Robert Wolter Mongisidi Manado. Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Juli 2020. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan diperlukan gambaran bahwa gejala/keluhan subjektif terkait gangguan pergelangan tangan yang paling banyak dialami responden yaitu rasa kesemutan dan mati rasa yang tidak hilang setelah menggerak-gerakan tangan (90.6%). Keluhan subjektif yang paling sedikit dialami responden ialah parastesia/kesemutan, rasa sakit dan mati rasa (6.3%). Disampung itu, karyawan urusan pelayanan medis di Rumah Sakit Robert Wolter Monginsidi Manado yang memiliki masa kerja < 10 tahun lebih banyak mengalami keluhan subjektif gangguan pergelangan tangan daripada karyawan yang memiliki masa kerja ≥10 tahun. Karyawan yang memiliki jam kerja ≥7 jam/hari lebih banyak mengalami gangguan pergelangan tangan berdasarkan keluhan subjektif yang dirasakan, dibandingkan dengan karyawan yang memiliki jam kerja yang sama namun tidak mengalami keluhan subjektif terkait gangguan pergelangan tangan. Bagi pekerja yang mengalami keluhan gangguan pergelangan tangan sebaiknya mempunyai inisiatif untuk memeriksakan keluhan di Poli rumah sakit agar keluhan mereka segera ditindak-lanjuti.

8. UPAYA PENCEGAHAN RESIKO PENURUNAN PERFUSI JARINGAN PERIFER MELALUI PIJAT REFLEKSI KAKI PADA ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI 

Dela Goesalosna1, Yuli Widyastuti2, M. Hafiddudin3

PROFESI (Profesi Islam) Media Publikasi Penelitian; 2019 Vol. 15.01 

Website:ejournal.stikespku.ac.id

Hipertensi merupakan tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 10 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada hipertensi terjadi vasokontriksi dan gangguan sirkulasi kemudian masuk dalam otak dan di dalam otak terjadi peningkatan pembuluh darah. Peningkatan resistensi perifer dan volume darah merupakan dua penyebab utama terjadinya hipertensi. Hal ini terjadi akibat penurunan elastisitas pembuluh darah yang kemudian berdampak pada perfusi atau suplai darah ke jaringan atau organ tubuh. Salah satu tindakan keperawatan yang dilakukan untuik mengatasi ketidakefektifan perfusi jaringan perifer yaitu dengan melatih pijat refleksi kaki yang bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah didalam tubuh, mengurangi rasa sakit dan kelelahan, dan mencegah berbagai penyakit. Rangsangan pijat refleksi pada kaki akan memancarkan gelombang-gelombang relaksasi ke seluruh tubuh. Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh penulis di RS PKU Muhammadiyah Delanggu pada bulan April 2019 didapatkan pasien hipertensi. Mendeskripsikan asuhan keperawatan pada Ny I, Ny S, dan Tn T dengan tindakan pijat refleksi kaki untuk mengatasi ketidakefektifan perfusi jaringan perifer. Rencana studi kasus yang digunakan adalah penelitian deskriptif observasional dengan proses asuhan keperawatan. Setelah dilakukan implementasi selama 3 hari masalah ketidakefektifan perfusi jaringan perifer klien teratasi yang ditandai dengan ketiga pasien mampu mengungkapkan rasa nyaman di kaki, pegal-pegal berkurang, kesemutan tidak ada. Instrumen yang digunakan dalam pengambilan kasus ini antara lain: Alat tulis, Format asuhan keperawatan, Buku panduan asuhan keperawatan NANDA NIC-NOC, Alat cek kadar gula darah, Lembar observasi pemijatan refleksi kaki, Jadwal studi kasus, Nursing kit, Media : Leaflet, Lembar balik, SOP cara pijat refleksi kaki. 

9. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUTUHAN ASUPAN VITAMIN B12 PENDERITA DMT2 YANG MENGKONSUMSI METFORMIN

Islah Wahyuni1* , Busyra Hanim2

Jurnal Kesehatan Medika Saintika 

Volume 11 nomor 2 (Desember 2020) | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

DOI: http://dx.doi.org/10.30633/jkms.v11i1.619

Jurnal Kesehatan Medika Saintika Desember 2020 |Vol 11 Nomor 2

e-ISSN : 2540-961 p-ISSN : 2087-8508

Diabetes dikenal sebagai Silent Killer, merupakan penyebab kematian tertinggi ketiga di Indonesia. Berdasarkan Riskesdas 2013-2018 diketahui adanya peningkatan jumlah penderita diabetes mellitus pada usia >15 tahun, dan pada tahun 2020 penderita diabetes diestimasikan terus meningkat di Indonesia. Metformin adalah salah satu obat antidiabetik yang paling banyak digunakan, hampir semua pedoman diseluruh dunia merekomendasikan metformin sebagai pengobatan lini pertama untuk pasien dengan Diabetes Mellitus Tipe 2. Penggunaan metformin yang lama, dosis yang tinggi akan berdampak pada penurunan kadar vitamin B12 didalam darah dan akan mengakibatkan terjadinya keluhan seperti anemia, neuropati, kram kesemutan, mudah lelah, capek dan lain-lain. Tujuan penelitian mengidentifikasi Faktor yang memmpengaruhi kebutuhan Asupan Vitamin B12 Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Sampel penelitian 100 Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 pada 20 Mei – 29 Juli 2020. Hasil penelitian didapatkan tidak ada hubungan Umur dengan asupan vitamin B12 p value (0,078), tidak ada hubungan Jenis Kelamin dengan asupan vitamin B12 p value (0,796), tidak ada hubungan IMT dengan asupan vitamin B12 p value (0,867), Ada hubungan Lama Penggunaan metformin dengan asupan vitamin B12 p value (0,048), Ada hubungan Dosis Metformin dengan asupan vitamin B12 p value (0,047). Diharapkan Penderita DMT2 selalu meningkatkan dan menjaga asupan vitamin B12.

10. HUBUNGAN PAPARAN PESTISIDA DENGAN KEJADIAN GANGGUAN KEPEKAAN KULIT PADA PETANI DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN NGABLAK KABUPAEN MAGELANG

Tasya Hamidah, Sulistiyani, Suhartono

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 6, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)

http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

The existence of pesticides is now very important for farmers because pesticides are easy to use and have high killing power against pests. However, if used excessively can endanger the health of farmers, one of which is to experience a sense of sensitivity to the threshold of the skin. The occurrence of pesticide contamination through the skin is the most common contamination. The results of a preliminary study showed that 5 out of 10 farmers experienced complaints of tingling, itching and numbness. The purpose of this study was to describe and analyze the factors associated with skin sensitivity disorders on farmers in Sumberejo Village, Ngablak Sub-District Magelang District. This type of study was analytic observational with cross sectional approach. Population in this study were 110 farmers. The sample of this study was taken by purposive sampling and the sample size were 43 farmers. Chi Square test results showed that the variabel working period (p value = 0.029), the use of PPE (p = 0.04), and personal hygiene (p value = 0.001) associated with skin sensitivity disorders in farmers. While the variabel working duration (p value = 0.410), number of types of pesticides (p = 0.274), and spraying frequency (p value = 0,453) were not associated with skin sensitivity disorders. There were 24 farmers who skin sensitivity disorder. The conclusion of this study is that the working period, PPE, personal hygiene, and cholinesterase are factors related to skin sensitivity disorders that need to be improved in terms of the use of complete PPE by farmers when spraying.

No comments:

Post a Comment

RAPAT PRODI KEPERAWATAN TAHUN 2025

  RAPAT PRODI KEPERAWATAN TAHUN 2025   SELASA 4 FEBRUARI 2025 Kepada Yth : Bapak ibu dosen dan laboran di program studi keperawatan  Di    T...