Friday, March 24, 2023

PENYULUHAN KESEHATAN KMB 2 Ns. ISNANIAR, S.Kep,M.Kep tentang EPILEPSI DI POLI SYARAF RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU 18 MARET 2023

 PENYULUHAN KESEHATAN KMB 2 Ns. ISNANIAR, S.Kep,M.Kep

tentang EPILEPSI DI POLI SYARAF RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU 18 MARET 2023
mahasiswa keperawatan UMRI angkatan tahun 2021
team:
Ns. Isnaniar, S.Kep,M.Kep
Ns. Rismauli, S.Kep
Mahasiswa
1. Marshita anggun maysari
2. Triana salsabillah kasusnya
3. Shinta dewi kusumaning ayu
4. Rinda gusna widari
5. Azhifa Iknu Harada







BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Epilepsi merupakan penyakit neurologis yang umum. Penyakit ini terjadi pada berbagai tingkatan usia. Menurut WHO (2018) hampir 50 juta orang di dunia menderita Epilepsi. Dan sebagian besar, sebanyak 80% kasus Epilepsi terdapat di negara dengan pendapatan rendah dan sedang. Epilepsi merupakan penyakit yang ditandai dengan kejang yang berulang, dengan episode singkat gerakan involunter yang melibatkan sebagian bagian tubuh atau seluruhnya dan kadang-kadang disertai dengan kehilangan kesadaran, kontrol bowel atau fungsi blader (WHO, 2018). Sedangkan menurut Mayo Clinic (2017) Epiepsi merupakan gangguan sistem saraf pusat dimana aktivitas otak menjadi abnormal yang menyebabkan terjadinya kejang, gangguan perilaku serta sensasi, dan kadang-kadang disertai dengan kehilangan kesadaran. B. TUJUAN KEGIATAN 1. Tujuan Umum Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit pasien di RSUD pahan dengan penyakit epilepsi 2. Tujuan Khusus Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien RSUD mampu mengerti: a. Pengertian Epilepsi b. Penyebab Epilepsi c. Gejala Epilepsi d. Pertolongan pertama Epilepsi e. Komplikasi Epilepsi f. Pencegahan Epilepsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KONSEP PENYAKIT a. Defenisi Epilepsy merupakan gejala kompleks dari banyak gangguan fungsi otak yang dikarakteristikkan oleh kejang berulang akibat lepasnya muatan listrik otak yang berlebihan dan bersifat reversible. Kejang merupakan akibat dari pembebasan listrik yang tidak terkontrol dari sel saraf korteks selebral yang ditandai dengan serangan tiba-tiba, terjadi gangguan kesadaran ringan, aktivitas motoric, atau gangguan fenomena sensori. Epilepsy adalah gangguan kejang kronik dengan kejang berulang yang terjadi dengan sendirinya. Yang mana memerlukan pengobatan dalam jangka waktu panjang. b. Etiologi Dalam beberapa kasus yang terjadi masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya Epilepsi. Oleh karena itu, Epilepsi dikatakan sebagai kelainan ideopatik. Beberapa kemungkinan seseorang terkena penyakit Epilepsi yakni : 1. Pasca trauma kelahiran, 2. Riwayat bayi dan ibu menggunakan obat antikolvusan yang digunakan sepanjang hamil, 3. Asfiksia neonatorum (keadaan dimana bayi tidak bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir yang disertai dengan adanya hipoksia, hiperkapnia, hingga asidosis), 4. Riwayat ibu-ibu yang memiliki resiko tinggi (wanita dengan latar belakang sukar melahirkan, penggunaan obat-obatan diabetes atau hipertensi) 5. Pasca cidera kepala c. Tanda Gejala Gejala utama epilepsi adalah kejang dan pingsan yang terjadi secara berulang. Setelah tersadar, penderita biasanya tidak bisa mengingat bahwa ia telah mengalami kejang. Kejang pada penderita epilepsi terbagi menjadi dua jenis, yaitu kejang total dan kejang parsial. Kejang total terjadi ketika aktivitas listrik yang tidak normal memengaruhi seluruh bagian otak sehingga gejalanya muncul di hampir seluruh tubuh. Kejang total terdiri dari beberapa tipe, yaitu:  Kejang tonik-klonik Kejang ini ditandai dengan tegang di seluruh tubuh, tidak sadar, dan gerakan menghentak. Kejang tonik-klonik juga ditandai dengan tergigitnya lidah dan sulit bernapas.  Kejang absans (petit mal) Kejang yang lebih sering terjadi pada anak-anak ini ditandai dengan tatapan mata yang kosong. Kejang ini juga dapat menyebabkan penderitanya hilang kesadaran untuk sementara.  Kejang atonik Kejang atonik menyebabkan penderitanya lemas serta mengalami penurunan kesadaran dan pingsan, tetapi hanya sesaat.  Kejang mioklonik Kejang mioklonik disebabkan oleh kontraksi otot yang terjadi tiba-tiba. Tipe kejang ini dapat memengaruhi seluruh tubuh, tetapi lebih sering terjadi pada salah satu atau kedua lengan. Sementara pada kejang parsial, aktivitas listrik yang tidak normal di otak hanya memengaruhi satu bagian otak. Kejang ini terbagi menjadi dua tipe, yaitu:  Kejang parsial sederhana Kejang ini ditandai dengan kejang dan kesemutan di satu bagian tubuh, tetapi tidak membuat penderitanya mengalami penurunan kesadaran.  Kejang parsial kompleks Kejang parsial kompleks menyebabkan penderitanya mengalami penurunan kesadaran. Tipe kejang ini bisa membuat penderitanya memandang dengan tatapan kosong, tidak merespons sekitar, dan melakukan gerakan berulang, seperti menggosok-gosok tangan, mengunyah, atau berjalan berputar. d. Komplikasi Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada pasien epilepsy yakni : 1. Kerusakan otak akibat hipoksia dan retardasi mental dapat timbul akibat 2. kejang yang berulang, 3. Dapat timbul depresi dan keadaan cemas, 4. Cedera kepala, 5. Cedera mulut, 6. Fraktur. e. Penata laksaanan Dalam penatanata laksanaan epilepsy ada beberapa terapi yang dapat di lakukan oleh pendeita epilepsy. Obat epilepsy (OAE)  Diagnosa epilepsi sudah dipastikan  Terdapat minimum dua bangkitan dalam setahun  Penyandang atau keluarganya sudah menerima penjelasan tentang tujuan pengobatan
Penyandang dan keluarga telah diberitahu tentang kemungkinan efek
samping yang timbul dari OAE
 Bangkit terjadi berulang walau faktor pencetus sudah dihindari

BAB III PERENCANAAN PENYULUHAN KESEHATAN A. SATUAN ACARA PENYULUHAN Topic : Epiepsi Subtopic : “Pertolongan Pertama Pada Pasien Kejang Epilepsi” Tempat : Ruang Tunggu Poli Peserta kegitan : Pasien RSUD 1. Tujuan instruksi umum. Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentng penanganan kejang (epilepsy) selama 1x30 menit diharapkan seluruh pasien yang hadir dapat mengetahui tentang penyakit epilepsy. 2. Tujuan instruksi Khusus. Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan semua pasien yang ada di ruang tunggu poli untuk memahami tentang a. Pengertin epilepsy b. Penyebab epilepsy c. Gejala dari epilepsy d. Komplikasi dari epilepsy e. Cara pencegahan dari epilepsy 3. Penyelenggaraan Pelaksanaan dari kegiatan ini adalah seluruh mahasiswa yang sedang melakukan dinas di poli syaraf di RSUD pada gelombang 1. 4. Waktu dan tempat Hari / Tanggal : Rabu, 15 maret 2023 Pukul : 08.00 wib – selesai Tempat : RSUD Arifin Ahcmad (ruang tunggu poli)

8. Metode penyuluhan a. Presentasi b. Tanya jawab 9. Media penyuluhan a. Power Point (PPT) b. Leaflet/Brosur 10. Kriteria evaluasi 1.) Evaluasi struktur a. Seluruh pasien yang sedang menunggu antrian mengikuti penyuluhan kesehatan b. Tempat dan peralatan yang digunakan sudah disediakan oleh mahasiswa c. Mahasiswa DIII Keperawatan UMRI menjalankan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab 2.) Evaluasi proses a. Pasien kooperatif mendengarkan materi yang disampaikan 3.) Evaluasi hasil a. Seluruh pasien dapat mengikuti penyuluhan hingga selesai b. Mahasiswa DIII Keperawatan UMRI melakukan kegiatan sesuai dengan kegiatan BAB IV MATERI PENYULUHAN EPILEPSY A. Pengertian Epilepsy merupakan gejala kompleks dari banyak gangguan fungsi otak yang dikarakteristikkan oleh kejang berulang akibat lepasnya muatan listrik otak yang berlebihan dan bersifat reversible. Kejang merupakan akibat dari pembebasan listrik yang tidak terkontrol dari sel saraf korteks selebral yang ditandai dengan serangan tiba-tiba, terjadi gangguan kesadaran ringan, aktivitas motoric, atau gangguan fenomena sensori. Epilepsy adalah gangguan kejang kronik dengan kejang berulang yang terjadi dengan sendirinya. Yang mana memerlukan pengobatan dalam jangka waktu panjang. B. Etiologi Dalam beberapa kasus yang terjadi masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya Epilepsi. Oleh karena itu, Epilepsi dikatakan sebagai kelainan ideopatik. Beberapa kemungkinan seseorang terkena penyakit Epilepsi yakni : 1. Pasca trauma kelahiran, 2. Riwayat bayi dan ibu menggunakan obat antikolvusan yang digunakan sepanjang hamil, 3. Asfiksia neonatorum (keadaan dimana bayi tidak bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir yang disertai dengan adanya hipoksia, hiperkapnia, hingga asidosis), 4. Riwayat ibu-ibu yang memiliki resiko tinggi (wanita dengan latar belakang sukar melahirkan, penggunaan obat-obatan diabetes atau hipertensi) 5. Pasca cidera kepala C. Manifestasi Klinis 1. Dapat berupa kejang-kejang, gangguan kesadaran atau gangguan penginderaan 2. Kelainan gambaran EEG 3. Tergantung lokasi dan sifat focus epileptogen 4. Mengalami aura yaitu suatu sensasi tanda sebelum kejang epileptic (aura dapat berupa perasaan tidak enak, melihat sesuatu, mencium bau-bauan tak enak, mendengar suatu gemuruh, mengecap sesuatu, sakit kepala dan sebagainya), 5. Satu atau kedua mata dan kepala bergerak menjauhi sisa focus, 6. Menyadari gerakan atau hilang kesadaran, 7. Bola mata membalik ke atas, bicara tertahan, mati rasa, kesemutan, perasaan ditusuk-tusuk, dan seluruh otot tubuh menjadi kaku, 8. Kedua lengan dalam keadaan fleksi tungkai, kepala, dan leher, dalam keadaan ekstensi, apneu, gerakan tersentak-tersentak, mulut tampak berbusa, reflek menelan hilang dan saliva meningkat. D. Penata laksanaan Dalam penatanata laksanaan epilepsy ada beberapa terapi yang dapat di lakukan oleh pendeita epilepsy  Stimulasi Saraf Vagus Tindakan terapi ini mampu untuk membuat epilepsi lebih baik dan jarang untuk kambuh. Terapi ini menggunakan alat yang diletakkan di kulit dada yang kabelnya terhubung ke saraf vagus di leher. Perangkat ini mengirimkan semburan energi listrik melalui saraf vagus yang mengarah ke otak. Belum ada garansi cara terapi ini menghambat kejang, tetapi biasanya dapat mengurangi kejang hingga 20 hingga 40 persen.  Stimulasi Otak Dalam Pada tindakan terapi epilepsi ini, ahli medis menanamkan elektroda kebagian tertentu dari otak, umumnya thalamus. Elektroda ini terhubung ke generator yang ditanamkan ke dada. Generator secara teratur mengirimkan dorongan listrik ke otak pada interval waktu tertentu, sehingga kejang bisa berkurang. Stimulasi otak ini dilakukan pada seseorang yang gangguan kejangnya rentan kambuh dan tidak membaik dengan konsumsi obat.  Neurostimulasi Responsif Tindakan terapi lainnya untuk mengobati epilepsi adalah neurostimulasi responsif. Cara melakukan terapi ini menggunakan perangkat implan dalam membantu untuk mengurangi kejang yang kerap kambuh. Alat yang digunakan mampu menganalisis pola aktivitas otak untuk mendeteksi kejang saat mulai, lalu mengirimkan muatan listrik atau obat untuk menghentikan kejang sebelum menyebabkan masalah.  Diet Ketogenik Diet ini diterapkan dengan melakukan pengurangan konsumsi makanan yang tinggi lemak dan lebih memilih yang mengandung rendah karbohidrat. Terapi ini juga mampu mengurangi kejang yang rentan untuk kambuh. Cara kerja diet ini adalah tubuh memecah lemak dibandingkan karbohidrat untuk menghasilkan energi. Setelah beberapa tahun, anak mungkin dapat berhenti dari diet ini, tetapi harus dalam pengawasan dokter. BAB V PENUTUP A. Penutup Kami berharap pada kegiatan “PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA EPILEPSY” ini dapat terlaksana dengan baik sehingga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang mendukung kegiatan ini. Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan, namun paling tidak ini menjadi langkah kecil dari kami untuk ikut berpartisipasi dalam membangun bangsa dan untuk memberikan yang terbaik kepada Mahasiswa Keperawatan Universitas Muhammadiyah Riau. Demikian proposal ini kami buat, semoga maksud yang baik ini mendapatkan tanggapan yang positif dari berbagai pihak dan senantiasa mendapatkan ridho dari Allah SWT. Atas partisipasi dan kerja samanya kami ucapkan terimakasih










No comments:

Post a Comment

RAPAT PRODI KEPERAWATAN TAHUN 2025

  RAPAT PRODI KEPERAWATAN TAHUN 2025   SELASA 4 FEBRUARI 2025 Kepada Yth : Bapak ibu dosen dan laboran di program studi keperawatan  Di    T...