Tuesday, December 29, 2020

TA'ADUD AL-ZAWAJAH (NOVEL PENA NISA)

TA'ADUD AL-ZAWAJAH 

(NOVEL PENA NISA)

"Pertemuan Dengan Suamiku."

Waktu itu thn 1994...Aku adalah seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di kota Y. Di semester ke 2...salah satu organisasi extra di kampus menerima anggota baru ..dan aku ikut  mendaftar..disitulah aku mengenal dirinya...seorang laki-laki yang berinisial "A". Kami sama-sama mendaftar dan kebetulan kami juga berasal dari daerah yang sama...itulah yang membuat aku bisa dekat dengannya. 

Tapi ada yang menarik juga dari kedekatan itu...ternyata dia disuruh seseorang  yang  menyukaiku...untuk menyampaikan perasaannya...bisa dibilang..."dia jadi mak comblang"...tapi aku menolaknya dengan baik..bahwa aku tidak mempunyai perasaan apapun dengan laki-laki itu yang berinisial "H".

Pada awalnya...aku mempunyai prinsip...tidak mau pacaran...karena aku sudah mendengar bahwa tidak ada pacaran dalam islam. Tapi aku tidak bisa membohongi hatiku...karena saat itu aku menyukai seseorang yg berinisial " F"...yang juga sama-sama mendaftar di organisasi tersebut. Akhirnya pertemanan pun terjadi antara aku..si A dan si F.

Kami diterima menjadi anggota organisasi tersebut...yaitu KOPMA. Disetiap kegiatan kami selalu bersama...aku sudah menganggap si A...sebagai sahabat...tempat aku bercerita dan meminta pendapat. Disaat itulah aku mengatakan pada si A...bahwa aku menyukai si F...dan aku memintanya untuk jadi mak comblang...untuk menyampaikan perasaanku pada si F...dan dia menyetujuinya.

Waktu terus berjalan...dengan banyaknya kegiatan di Kopma membuat kami selalu bersama. Didalam setiap kegiatan...si A selalu berusaha untuk membuat aku dekat dengan si F...karena memang itu tujuannya. Tapi apa yang aku harapkan tidak ada kepastian...si A sudah berusaha untuk mengatan bahwa aku menyukainya...tapi tidak ada jawaban yang pasti...si F hanya mengatakan bahwa dia menyukaiku hanya sebatas teman...agak sedikit kecewa aku mendengarnya.

Waktu terus berjalan...kebersamaanku dengan si A terus berjalan...dan semakin dekat. Lama kelamaan...aku merasa nyaman bersamanya. Pernah suatu hari si A ...mengatakan apakah mau dilanjutkan mencomblangi aku dengan si F...tapi aku menolaknya...aku sudah menganggap si F hanya sebagai teman..kemudian si A mengatakan ...kalau memang tidak mau sm F...terus sama si H juga nggak mau...terus maunya sama siapa...??..dia usil...mencoba untuk menggodaku. Entah keberanian darimana ...aku menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh si A..., apakah kau (si A) masih mempunyai perasaan suka padaku...apakah kau mau persahabatan kita lebih dari itu...aku juga mulai menyukaimu lebih dari seorang sahabat

Dia terkejut...atas apa yang aku ucapkan...rasanya dia  tidak percaya...karena dulu aku pernah menolaknya. Sekali lagi...dia meyakinkan...apakah ucapan itu benar atau tidak.., dan aku meyakinkan bahwa itu benar adanya...aku mulai menyukainya...dan aku merasa nyaman berada didekatnya.. akhirnya dia pun menerimanya...dan akhirnya "kami jadian"...bisa dibilang kami  pacaran.

Aku melanggar janjiku sendiri... untuk tidak pacaran...tapi itulah kenyataannya. Aku berharap dia bukan hanya sebagai pacarku saja tetapi dialah yg kelak akan menjadi suamiku...dan akhirnya niatku menjadi kenyataan...si A...pacarku dan menjadi suamiku...sampai saat ini.


Sunday, December 27, 2020

TA'ADUD AL-ZAWAJAH (NOVEL PENA NISA)

TA'ADUD AL-ZAWAJAH 

(PENA NISA)

Aku hanyalah seorang perempuan biasa seorang  istri dan ibu dari 4 orang anak. pada awalnya kehidupan rumah tanggaku sangat bahagia karena aku menikah dengan laki-laki yang sangat aku cintai. Tak pernah sedikit pun terbayangkan dalam pikiranku bahwa suamiku akan mengkhianati kepercayaan yang sudah aku berikan...aku tidak pernah melarang suamiku untuk berteman dengan siapapun baik laki-laki ataupun perempuan.  Tapi...ternyata..kepercayaan yang aku berikan sepenuhnya pada suamiku dikhianati...dia menyukai seorang wanita yang sudah ku anggap sebagai teman...( memang wanita itu dulu adalah orang yang pernah dia sukai disaat masih tingkat SMA).

Wanita itu seorang janda anak 2 laki-laki dan perempuan ...suaminya meninggal tahun 2012...disitulah awal pertemuan suamiku dan dia...saat kami pergi takziah kerumah orangtanya. saat itulah pertamakalinya aku berkenalan dengannya dan keluarganya terutama dengan ibunya dan adeknya. hubungan pun berlanjut..sdh seperti keluarga dan aku tidak pernah merasa curiga sedikitpun dengan suamiku.

Suatu hari ditahun 2016..suamiku mengatakan bahwa dia menyukai perempuan itu dan ingin menikahinya...bagai disambar petir..aku mendengarnya...dan aku menangis. tak bisa berkata apa-apa..hanya berkata dalam hati...apa salahku...Ya Allah...apakah ini nyata...suamiku ingin menikah. Sempat kami bertengkar dan berdebat..tapi tidak ada penyelesaian. aku hanya bisa diam...dan memikirkan apa yang harus aku lakukan . waktu berlalu...aku tidak memberitahukan masalah ini kepada siapapun...aku menyimpannya sendiri dan aku berusaha untuk memperbaiki diriku...agar suamiku tidak melanjutkan niatnya. 

Waktu berlalu...ternyata suamiku tidak berubah dengan niatnya...dia akan tetap menikah...dengan alasan karena ingin menolong seorang janda. aku tidak bisa berkata apa-apa lagi..aku menyuruh suamiku untuk memnyampaikan niatnya kepada orangtuaku dan orangtuanya...dan itu dilakukannya. semuanya terkejut dan perdebatan pun terjadi...semuanya marah dan memberikan nasehat kepada suamiku bahwa poligami itu tidak mudah...tanggungjawabnya besar...harus siap secara materi maupun non materi..bahkan ibuku dan mertuaku sampai bertanya...apa salah istrimu sampai mau menikah lagi..kalaupun istrimu punya salah...kasih kesempatan dia untuk memperbaikinya...bukan dengan cara menikah lagi. tapi suamiku tidak perduli ..bahkan dia mengatakan bahwa tidak ada yang salah dengan istriku..tapi ini sudah keputusannya..tidak ada yang bisa menghalanginya untuk menikah... termasuk diriku.., 

Aku sudah pasrah dan akhirnya mengizinkan suamiku untuk menikah...tapi kenapa saat itu tidak terucapkan dari mulutku untuk minta berpisah atau menceraikan diriku...sedikit pun tidak. Aku takut...takut untuk menjadi janda...anakku masih kecil saat itu...mereka masih dalam masa pertumbuhan..mereka masih membutuhkan sosok ayah.. membutuhkan biaya untuk sekolah...dan masih banyak ketakutan-ketakutan yang aku pikirkan sendiri..karena aku hanya seorang ibu rumahtangga yang tidak bekerja. akhirnya pernikahan itu terjadi ..Agustus 2017 suamiku menikah siri beberapa bulan kemudian akhirnya suamiku menikah resmi dikantor KUA. Banyak yang marah dengan keputusanku...banyak yang menganggap aku perempuan yang bodoh...entahlah...aku tidak perduli...yangg penting saat yg aku pikirkan hanyalah kebahagiaan anak-anakku...bukan kebahagianku. Aku hanya berharap suamiku bisa berlaku adil pada diriku.. tetap sayang dan bertanggungjawab pada anak-anaknya.

 

RAPAT PRODI KEPERAWATAN TAHUN 2025

  RAPAT PRODI KEPERAWATAN TAHUN 2025   SELASA 4 FEBRUARI 2025 Kepada Yth : Bapak ibu dosen dan laboran di program studi keperawatan  Di    T...