Monday, December 5, 2022

PENGABDIAN MASYARAKAT KEPERAWATAN UMRI : TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PADA LANSIA UPT PSTW KHUSNUL KHATIMAN PROVINSI RIAU SABTU 3 DESEMBER 2022

PENGABDIAN MASYARAKAT KEPERAWATAN UMRI : TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PADA LANSIA UPT PSTW KHUSNUL KHATIMAN PROVINSI RIAU SABTU 3 DESEMBER 2022

     











  








LAPORAN HASIL KEGIATAN
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI SENSORI PADA LANSIA DI
UPT PSTW KHUSNUL KHOTIMAH RUANGAN SEROJA
(Mendengarkan dan Bermain Musik Kontemporer)

A. Latar Belakang

Menua merupakan suatu proses natural, Proses menua akan terjadi pada semua sistem
tubuh manusia dan tidak semua sitem tubuh akan mengalami kemunduran pada waktu yang sama
(Fatmawat dan Imron, 2017). Proses penuaan dapat berdampak pada berbagai aspek kehidupan,
baik sosial, ekonomi, dan terutama kesehatan, karena dengan semakin bertambahnya usia, fungsi
organ tubuh akan semakin menurun baik karena faktor alamiah maupun karena penyakit. Fungsi
organ tubuh pada lanjut usia (lansia) yang mengalami penurunan diantaranya adalah penurunan
fungsi sensori. Penurunan fungsi sensori yang umum terjadi pada lansia salah satunya yaitu
terkait pendengaran (Stanley & Beare, 2002). Penurunan sensoris berupa gangguan pendengaran
dapat berdampak pada kehidupan lansia dari berbagai aspek, diantaranya dalam hal berhubungan
dengan orang lain, menghindari bahaya, ataupun dalam mendengarkan musik dan suara (Miller,
2012).
Berdasarakan data World Health Organization (WHO) telah memperkirakan bahwa saat
ini terdapat 360 juta (5,3%) orang di seluruh dunia mengalami gangguan pendengaran, 328 juta
(91%). Prevalensi gangguan pendengaran akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia
(Kemenkes RI, 2013). Menurut survei dari Multi Center Study (MCS), Indonesia merupakan
salah satu dengan prevalensi tertinggi dalam gangguan pendengaran yaitu 4,6% (Tjan dkk,
2013). Gangguan pendengaran dengan angka tertinggi ditemukan pada kelompok usia ≥75 tahun
sebesar 36,6% disusul dengan kelompok usia 65-74 tahun sebesar 17,1%, kelompok usia 55- 64
tahun sebesar 5,7%, serta kelompok usia <55 tahun sebesar 6,1%.
Dampak fungsional dan komplikasi dari gangguan pendengaran berpengaruh pada pemahaman
dalam berbicara, gangguan komunikasi, kebosanan aptis, rendah diri atau rasa malu, isolasi
sosial atau menarik diri dari aktivitas sosial dan isolasi yang berlebih dapat menimbulkan efek
psikologis dan fisik serta ketakutan dan kecemasan yang berhubungan dengan bahaya keamanan
lingkungan (Widyanto, 2014).
Berdasarkan jenis kelamin penurunan pendengaran lebih cepat terjadi pada laki-laki
dibandingkan perempuan. Hal ini juga dihubungkan dengan kadar hormon estrogen dan
androgen yang semakin rendah maka semakin mudah timbul penurunan pendengaran. Pada
lansia hal lain yang sering berkontribusi terhadap penurunan pendengaran adalah terdapatnya
serumen di dalam saluran telinga luar. Kekakuan silia telinga dan kandungan keratin yang tinggi
pada serumen menyebabkan mudahnya terjadi obstruksi yang menghalangi hantaran suara ke
dalam telinga (Siti dan Purwita, 2015).
Penurunan kemampuan mendengar biasanya dimulai pada usia dewasa tengah, yaitu usia 40
tahun. Penurunan kemampuan mendengar pada lansia tersebut terjadi sebagai hasil dari
perubahan telinga bagian dalam. Seperti halnya rusaknya koklea atau reseptor saraf primer,
kesulitan mendengar suara bernada tinggi (presbikusis), dan timbulnya suara berdengung
secaraterus menerus (tinnitus). Sistem vestiular bersama-sama dengan mata dan propioseptor
membantu dalam mempertahankan keseimbangan fisik dan tubuh. Gangguan pada sistem
vestibular dapat mengarah pada pusing dan vertigo yang dapat mengganggu keseimbangan
(Mauk, 2010).
Solusi yang dapat dilakukan dalam penanganan untuk mengatasi gangguan prsepsi
sensori: pendengaran dengan diskusi toleransi terhadap beban sensori seperti bising, batasi

stimulus lingkungan cahaya, suara, aktivitas, jadwalkan waktu harian dan waktu istirahat (SIKI,
2018).
Depresi merupakan penyakit umum sebagai salah satu penyebab utama kecacatan dengan
prevalensi 350 juta jiwa dan bunuh diri dengan prevalensi 1 juta kematian pertahun diseluruh
dunia. Depresi lansia berdampak pada pemenuhan tugas perkembangan lansia, sehingga
diperlukan intervensi psikoterapi.Tujuan: Penelitian ini adalah menganalisis evalusi terapi
aktivitas kelompok (TAK) stimulasi sensoris (musik, menggambar dan menonton video) dapat
menurunkan tingkat depresi pada lansia di (PSTW) Terapi Aktivitas Kelompok (Tak) Stimulasi
Sensori Pada Lansia Di Upt Pstw Khusnul Khotimah (Mendengarkan Dan Bermain Musik
Kontemporer)Metode:Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) ini merupakan aktivitas dengan jumlah
sample sebanyak 6 lansia di ruang seroja
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah 30 menit mengikuti Terapi Aktivitas Kelompok diharapkan klien bisa merubah perilakunya
dari yang maladaptif menjadi adaptif.
2. Tujuan khusus
a) klien mampu mengenali musik yang didengar
b) klien mampu menikmati musik sampai selesai
c) klien mampu menceritakan perasaan setelah mendengarkan musik
3. Tujuan hari ini
Klien mampu menyebutkan jati diri dihadapan klien lain dan berespon terhadap musik.
C. Pengorganisasian/Struktur
1. Waktu

Kegiatan terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori: terapi musik akan dilaksanaakan
selama 1 hari, yaitu pada :
Hari, Tanggal Waktu : Sabtu, 3 Desember 2022
Tempat :Pukul 13.00-13.30 WIB, Ruangan Seroja

2. Tim terapis:

Semua tim terapis adalah yang memenuhi persyaratan, diantaranya :
a) Memiliki pengalaman mengikuti TAK
b) Memiliki pengetahuan tentang masalah klien
c) Mengetahui metode yang tepat untuk TAK
d) Terampil berperan sebagai pemimpin
Leader Mega Silvia Tugas:
a) Menyususn rencana TAK
b) Mengarahkan kelompok mencapai tujuan
c) Membuka acara dan memperkenalkan diri dan anggota tim terapi
d) Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
e) Menetapkan dan menjelaskan aturan permainan
f) Memotivasi anggota kelompok untuk mengemukakan pendapat dan memberi umpan
balik
g) Sebagai role model
h) Sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau mendominasi
1) Co Leader : Aditya Nugraha
Tugas : membantu leader mengatur anggota

2) Fasilitator:
Nur Hidayah
Sherin Rahmadini
Rindy Oktavia
Siwi Agustini
Jian Khusnul K.
Tugas kelompok :
a) Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan memotivasi
b) Mempertahankan kehadiran anggota
3) Observer : Rizma Tia Yuniar
Tugas:
a) Mengobservasi respon klien
b) Mengamati dan mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan perilaku
c) Klien (jumlah anggota yang hadir, yang terlambat, daftar hadir,yang memberi ide dan
pendapat, topik diskusi, respon verbal dan non verbal)
d) Memberi umpan balik pada kelompok
e) Mengidentifikasi strategi yang digunakan leader
f) Memprediksi respon anggota kelompok
3. Metode dan media
Metode
a. Dinamika kelompok
Metoda yang dilakukan dengan cara menyatukan klien dengan berbagai masalah
keperawatan yang klien alami ditempat yang telah disediakan oleh panitia yang bertujuan
untuk menimbulkan dinamika kelompok.
b. Diskusi dan tanya jawab
Metoda diskusi dilakukan kepada masing-masing klien bertujuan untuk menciptakan
interaksi antar individu sehingga munculnya sosialisasi.
c. Stimulus
Tugas terapis membantu anggota kelompok memahami masalah untuk mencapai
penyelesaian masalah.
d. Media
1) Name tag sejumlah klien dan perawat yang mengikuti TAK
2) Speaker dan Tv
3) Leaflet
4) Lembar evaluasi dan dokumentasi

EVALUASI DAN DOKUMENTASI
Evaluasi dilakukan disaat TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi
adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi sensoris mendengar
musik dan bermain musi kontemporer, kemapuan klien diharapkan adalah mengikuti kegiatan,
respon terhadap musik, memberi pendapat tentang musik yang didengar, dan perasaan saat
mendengar musik. Adapun TAK dikatakan berhasil jika mampu melakukan 3 dari 4 indikator atau
75-100%, dan tidak berhasil jika 0-50%.


TINJAUAN MATERI

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan terapi modalitas keperawatan untuk ditujukan
pada kelompok klien dengan masalah yang sama yang dipimpin dan diarahkan oleh terapis. Terapi
Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi semua pancaindra
(sensori) agar memberi respons yang adekuat. Maksudnya adalah menstimulasi sensori pada klien
yang mengalami kemunduran sensoris. Tujuannya meningkatkan kemampuan sensori, memusatkan
perhatian, kesegaran jasmani, dan mengekspresikan perasaan.
Aktivitas stimulasi sensori dapat berupa timulus terhadappenglihatan, pendengaran dan lain-lain
seperti gambar, video, tarian, dan nyanyian. Klien yang mempunyai indikasi adalah klien isolasi
sosial, menarik diri, harga diri rendah yang disertai kurang komunikasi verbal(Keliat, 2005). Terapi
musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan rangsangan suara yang terdiri
dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa hingga
tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental (Eka, 2011). Adapun Christandy
Andrean menyatakan bahwa musik memiliki tiga bagian penting yaitu beat, ritme dan harmoni. Beat
mempengaruhi tubuh, titme mempengaruhi jiwa, sedangkan harmoni mempengaruhi roh. Musik
klasik ini memiliki irama dan nada-nada yang teratur, bukan nada-nada miring (Surilena, 2008).
Terapi musik terdiri dari dua hal yaitu aktif dan pasif. Dengan pendekatan aktif maka pasien
dapat turut serta aktif berpartisipasi, misalnya pada saat mendengarkan musik mereka dapat ikut
serta bersenandung, menari, atau sekedar bertepuk tangan. Sedangkan yang sifatnya pasif jika
pasien hanya bertindak sebagai pendengar saja, meski sebagai motorik mereka tampak pasif namun
sesungguhnya aktivitas mentalnya tetap bekerja (Kurniawan, 2011)

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Kegiatan terapi akivitas kelompok(TAK) stimulasi sensori pada lansia di
UPT PSTW KHUSNUL KHOTIMAH RUANGAN SEROJA (Mendengarkan dan
Bermain Musik Kontemporer) secara keseluruhan diikuti oleh 6 orang peserta yang
sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut. Dari hasil evaluasi kegiatan dapat di
ketahui peserta mampu mengikuti kegiatan dengan baik.
B. SARAN
1) Bagi Peserta yang mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan ini dan setelah di
lakukan kegiatan terapi aktivitas kelompok(TAK) stimulasi sensori pada lansia
sehingga diharapkan lansia dapat mengaplikasikan secara benar di kehidupan
sehari-hari.
2) Kegiatan terapi akivitas kelompok(TAK) stimulasi sensori diharapkan lansia dapat
mengetahui kondisi Kesehatan Dan menjaga Kesehatan dengan mengaplikasikan
bermain musik kontemporer dalam kegiatan harian di ruang seroja .

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. 2005. Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok.EGC: Jakarta.
Surilena. 2008. Pengaruh Musik Klasik pada Kecerdasan Anak. EGC:Jakarta.
Eka, Wahyu. 2011. Terapi Musik untuk Anak Balita. PT. Bumi Aksara :Jakarta.
Format referensi elektronik, tersedia http://www.keperawatan.unsoed.ac.id21 September 2014.


PRE PLANNING 
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI SENSORI PADA LANSIA DI

UPT PSTW KHUSNUL KHOTIMAH RUANGAN SEROJA
(Mendengarkan dan Bermain Musik Kontemporer)

team 

CI PENDIDIKAN : Ns.Isnaniar S.Kep., M.Kep
CI LAHAN : Ns. Yumiati, S.Kep

Mega Silvia 200201007
Nur hidayah 200201013
Siwi Agustini 200201015
Aditya Nugraha 200201016
Sherin Rahmadini 200201022
Rindy Oktavia S. 200201020
Rizma Tia Yuniar 200201045
Jian Khusnul Khorimah 200201046

A. TOPIK
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Sensori: Mendengar Musik dan Bermain
Musik Kontemporer
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Setelah 30 menit mengikuti Terapi Aktivitas Kelompok diharapkan klien bisa
merubah perilakunya dari yang maladaptif menjadi adaptif.
2. Tujuan khusus
a) klien mampu mengenali musik yang didengar
b) klien mampu menikmati musik sampai selesai
c) klien mampu menceritakan perasaan setelah mendengarkan musik
3. Tujuan hari ini
Klien mampu menyebutkan jati diri dihadapan klien lain dan berespon terhadap
musik.
C. LANDASAN TEORITIS
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan terapi modalitas keperawatan untuk
ditujukan pada kelompok klien dengan masalah yang sama yang dipimpin dan diarahkan
oleh terapis. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi sensori adalah upaya
menstimulasi semua pancaindra (sensori) agar memberi respons yang adekuat.
Maksudnya adalah menstimulasi sensori pada klien yang mengalami kemunduran
sensoris. Tujuannya meningkatkan kemampuan sensori, memusatkan perhatian,
kesegaran jasmani, dan mengekspresikan perasaan.
Aktivitas stimulasi sensori dapat berupa timulus terhadappenglihatan, pendengaran
dan lain-lain seperti gambar, video, tarian, dan nyanyian. Klien yang mempunyai
indikasi adalah klien isolasi sosial, menarik diri, harga diri rendah yang disertai kurang
komunikasi verbal(Keliat, 2005). Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik
dan mental dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre,
bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa hingga tercipta musik yang
bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental (Eka, 2011). Adapun Christandy Andrean
menyatakan bahwa musik memiliki tiga bagian penting yaitu beat, ritme dan harmoni.
Beat mempengaruhi tubuh, titme mempengaruhi jiwa, sedangkan harmoni
mempengaruhi roh. Musik klasik ini memiliki irama dan nada-nada yang teratur, bukan
nada-nada miring (Surilena, 2008).
Terapi musik terdiri dari dua hal yaitu aktif dan pasif. Dengan pendekatan aktif maka
pasien dapat turut serta aktif berpartisipasi, misalnya pada saat mendengarkan musik
mereka dapat ikut serta bersenandung, menari, atau sekedar bertepuk tangan. Sedangkan
yang sifatnya pasif jika pasien hanya bertindak sebagai pendengar saja, meski sebagai
motorik mereka tampak pasif namun sesungguhnya aktivitas mentalnya tetap bekerja
(Kurniawan, 2011)

D. KLIEN
1. Karakteristik/kriteria peserta

Kegiatan terapi kelompok ini akan diikuti oleh klien yang megalami gangguan
fungsi mental (jiwa), meliputi isolasi sosial, halusinasi, resiko perilaku kekerasan dan
lain-lain yang telah diseleksi dan sedang dalam proses rehabilitasi dengan kriteria:
a. Klien menarik diri yang mulai melakukan sosialisasi interpersonal
b. Klien yang tenang dan kooperatif
c. Klien halusinasi pendengaran yang telah berespon sesuai dengan stimulus
d. Klien yang mempunyai riwayat marah yang konstruktif
2. Proses seleksi

Proses seleksi klien dilakukan selama satu hari dengan cara mengobservasi
klien selama di ruangan. Berdasarkan kriteria tersebut diatas ditetapkan 4 orang klien
yang diikut sertakan dalam kegiatan TAK. Setelah ditetapkan, klien yang
diikutsertakan diberi penjelasan tentang rencana kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok
(TAK) yang kemudian dilakukan kontrak dengan klien. Klen yang mengikuti kegiatan
berjumlah 4 orang, adapun nama-nama klien yang akan mengikuti yaitu:
a. Ny. R
b. Ny. S
c. Ny. G
d. Ny. S.A
e. Ny. A
f. Ny. A

E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu
Kegiatan terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori: terapi musik akan dilaksanaakan
selama 1 hari, yaitu pada :
Hari, Tanggal Waktu : Sabtu, 3 Desember 2022
Tempat :Pukul 09.40-10.30 WIB, Ruangan Seroja
2. Tim terapis:
Semua tim terapis adalah yang memenuhi persyaratan, diantaranya :
a) Memiliki pengalaman mengikuti TAK
b) Memiliki pengetahuan tentang masalah klien
c) Mengetahui metode yang tepat untuk TAK
d) Terampil berperan sebagai pemimpin
1) Leader Mega Silvia
Tugas:
a) Menyususn rencana TAK
b) Mengarahkan kelompok mencapai tujuan
c) Membuka acara dan memperkenalkan diri dan anggota tim terapi
d) Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
e) Menetapkan dan menjelaskan aturan permainan
f) Memotivasi anggota kelompok untuk mengemukakan pendapat dan memberi
umpan balik
g) Sebagai role model

h) Sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau mendominasi
2) Co Leader : Aditya Nugraha
Tugas : membantu leader mengatur anggota
3) Fasilitator:
Nur Hidayah
Sherin Rahmadini
Rindy Oktavia
Siwi Agustini
Jian Khusnul K.
Tugas kelompok :
a) Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan memotivasi
b) Mempertahankan kehadiran anggota
4) Observer : Rizma Tia Yuniar
Tugas:
a) Mengobservasi respon klien
b) Mengamati dan mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan
perilaku
c) Klien (jumlah anggota yang hadir, yang terlambat, daftar hadir,yang memberi
ide dan pendapat, topik diskusi, respon verbal dan non verbal)
d) Memberi umpan balik pada kelompok
e) Mengidentifikasi strategi yang digunakan leader
f) Memprediksi respon anggota kelompok
3. Metode dan media
Metode
a. Dinamika kelompok
Metoda yang dilakukan dengan cara menyatukan klien dengan berbagai
masalah keperawatan yang klien alami ditempat yang telah disediakan oleh panitia
yang bertujuan untuk menimbulkan dinamika kelompok.
b. Diskusi dan tanya jawab
Metoda diskusi dilakukan kepada masing-masing klien bertujuan untuk
menciptakan interaksi antar individu sehingga munculnya sosialisasi.
c. Stimulus
Tugas terapis membantu anggota kelompok memahami masalah untuk
mencapai penyelesaian masalah.
d. Media
1) Name tag sejumlah klien dan perawat yang mengikuti TAK
2) Speaker dan Tv
3) Leaflet
4) Lembar evaluasi dan dokumentasi

F. PROSES PELAKSANAAN
1. Orientasi
1) Memberi salam terapeutik
a) Salam dari terapis
b) Peserta dan terapis memakai name tag
2) Evaluasi/validasi
a) Menanyakan perasaan klien saat ini
b) Menanyakan apakah udah saling mengenal satu sama lain
3) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mendengarkan musik
b) Terapis menjelaskan aturan main berikut:
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta izin kepada
terapis
c) Lama kegiatan 50 menit
d) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
4) Tata tertib
a) Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
b) Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai
c) Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi
d) Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan TAK
berlangsung
e) Jika ingin mengajukan pertanyaan/menjawab pertanyaan,peserta mengangkat
tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin
f) Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan
g) Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai
h) Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun TAK belum
selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk
memperpanjang waktu TAK kepada anggota

2. Kerja
1) Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri dimulia dari terapis
secara berurutan
2) Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri terapis mengajak semua
klien untuk bertepuk tangan
3) Terapis dan klien mamakai name tak
4) Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh menggoyangkan botol
yang berisi kerikil sesuai not lagu dan ikon not lagu pada masing- masing lansia
yang sudah di beri.
5) Setelah lagu selesai klien akan diminta untuk menceritakan isi lagu dan perasaan
klien seteah medengar lagu
6) Musik yang diputar boleh diulang beberapa kali.
7) Terapis mengobservasi respon klien terhadap musik
8) Secara bergiliran klien diminta menceritakan isi lagu dan perasaannya sampai
semua klien mendapat giliran Terapis memberikan pujian setiap kali klien selesai
menceritakan perasaannya dan mengajak klien lain untuk bertepuk tangan
9) Jika selama musik berlangsung klien ada yang tidak fokus sehingga salah dalam
menggoyangkan botol dan tidak sesuai dengan ikon not dan not yang di arahkan,

maka perawat yang mendampingi masing-masing lansia diberi hukuman dengan
bermain tebak-tebakan sesuai arahan dari pemimpin
3. Terminasi
1) Evaluasi respons subjektif klien
a) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
2) Evaluasi respons objektif
Mengobservasi perilaku klien selama kegiatan yang dikaitkan dengan tujuan
3) Tindak lanjut
a) Terapis menganjurkan klien untuk mendengarkan musik yang disukai dan
bermakna dalam kehidupannya
b) Kontrak yang akan datang
c) Menyepakati kegiatan berikutnya, yaitu bekerja sama dalam kelompok
d) Menyepakati kontrak yang akan datang meliputi hari/tanggal,waktu dan
tempat

G. EVALUASI DAN DOKUMENTASI
Evaluasi dilakukan disaat TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulasi sensoris mendengar musik dan bermain musi kontemporer, kemapuan klien
diharapkan adalah mengikuti kegiatan, respon terhadap musik, memberi pendapat
tentang musik yang didengar, dan perasaan saat mendengar musik. Adapun TAK
dikatakan berhasil jika mampu melakukan 3 dari 4 indikator atau 75-100%, dan tidak
berhasil jika 0-50%. Formulir evaluasi adalah sebagai berikut:


H. PENUTUP
Demikian pre planning ini kami buat sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan
TAK, kami sadari masih banyak kesalahan dalam pembuatan proposa ini, untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak dan kami mengucapkan terima kasih
pada semuapembimbing dan rekan-rekan yang sudah berpartisipasi dalam pembuatan
proposal dan pelaksanaan TAK.

CATATAN BIMBINGAN:

Izin buk lagunya pakai MP3

https://youtu.be/3lda_yjl_wU

Nanti setiap lansia di beri ikon tangga nada .

Do Re Mi Fa Sol La Si

Nanti di pandu lagu Ibu Kita Kartini Buk, 

Mis :

Do re mi fa sol mi do....

Sesuai dengan tempo lagu yg diperdengarkan,jadi lansia menggoyangkan botol sesuai not lagu yang di arahkan 

kita pakai TV yang ada diruangan

Mp3 Bu musik Ibu Kita Kartini

No comments:

Post a Comment

RAPAT PRODI KEPERAWATAN TAHUN 2025

  RAPAT PRODI KEPERAWATAN TAHUN 2025   SELASA 4 FEBRUARI 2025 Kepada Yth : Bapak ibu dosen dan laboran di program studi keperawatan  Di    T...